Bersepeda di Tanjakan |
Pagi ini saya memulai hari dengan sedikit bersepeda di area GWK, tidak lama, tidak jauh-jauh, tidak juga blusukan, trek yang saya pilih 80% aspal, dan jalurnya lebih banyak menanjak. Jadi teringat beberapa waktu lalu sempat bertanya kepada sang master gowes disini, tentang tips-tips gowes menanjak yang benar-benar bermanfaat.
TIPS 1 : Teknik Shifting yang Tepat
Shifter adalah perangkat yang berfungsi untuk memindahkan gigi transmisi, Shifter ini terletak di setang kemudi (handle bar) dan terhubung dengan FD (Front Deraileur) dan RD (Rear Deraileur), Posisi standar dari pabrik, shifter kanan terhubung dengan RD, dan shifter kiri terhubung dengan FD, kecuali jika anda memodifikasinya.
Shifting yang benar tentunya akan membuat anda nyaman saat gowes dan meningkatkan efisiensi tenaga. Untuk anda yang terlatih, memiliki energi banyak, otot kaki yang kuat tentu tidak akan jadi masalah, bahkan anda dapat memilih untuk menggunakan sepeda single speed untuk menghadapi tanjakan. Nah, bagi para newbie dengan tenaga terbatas, otot kaki yang belum terlatih, dan stamina pas-pasan, tentu teknik shifting ini akan sangat membantu.
Saat menanjak gunakan gir (chainring) paling kecil di depan dan paling besar di belakang. Kombinasi gir seperti ini akan memberikan konsekuensi sepeda berjalan pelan, namun tidak membutuhkan banyak tenaga ketika menghadapi tanjakan. Tips-nya adalah jangan berdiri diatas sadel namun percepat kayuhan pada pedal, bungkukan badan agak ke depan agar berat lebih terfokus ke bagian depan, dan jangan terlalu menarik handle bar seolah-olah anda mau jumping, cukup pertahankan keseimbangan sepeda.
Sesuaikan kombinasi gir depan dan belakang dengan tanjakan yang ada hadapi. Untuk tanjakan yang tidak terlalu miring sebaiknya tidak menggunakan gir depan paling kecil di depan dan gir paling besar di belakang. Anda bisa menggunakan gir yang kedua di depan, dan gir belakang disesuaikan. Usahakan agar tetap ada 'beban' untuk dikayuh, sehingga otot kaki juga terlatih dan agar anda tetap mendapatkan kecepatan.
Seiring semakin banyaknya jam bersepeda, maka anda akan menemukan sendiri kebiasaan dan kemampuan otot kaki anda. Semakin sering berlatih menghadapi tanjakan maka akan semakin terbiasa mengukur gir yang tepat untuk menghadapinya.
TIPS 2 : Posisi Pengendara Sepeda yang Tepat
Pada dasarnya untuk menghadapi tanjakan lebih baik duduk, atur gir ke paling ringan dan kayuh pedal lebih cepat daripada berdiri. Pada posisi duduk ini energi yang dipakai lebih sedikit ketimbang posisi berdiri. Namun ada kalanya anda membutuhkan posisi berdiri yaitu ketika menghadapi tanjakan yang benar-benar tinggi.
Tips ketika menghadapi tanjakan ekstrim adalah kombinasikan antara mengayuh cepat sambil duduk di sadel, atau berdiri untuk mendapatkan kayuhan dan tenaga yang lebih besar. Berdiri singkat saat menanjak dapat menaikan ritme kayuhan pada putaran crank. Apabila kombinasinya dilakukan dengan tepat maka dapat menjaga stamina tubuh, dan tetap santai saat gowes.
Kelebihan posisi duduk saat berkendara sepeda adalah beban tubuh bertumpu bukan pada kaki melainkan pada sepeda, sehingga anda bisa memfokuskan energi untuk kaki dan mengayuh lebih cepat, dapat mengatur ritme bersepeda dengan baik, dan lebih rileks. Sementara itu, kekurangannya adalah mengandalkan lebih banyak kekuatan kaki sehingga jika tidak terbiasa mungkin akan terasa sakit pada kaki bagian tertentu. Selain itu, selangkangan akan terasa sakit/ kesemutan apabila pilihan sadel tidak tepat atau tidak menggunakan celana ber-padding (busa).
Kelebihan posisi berdiri saat berkendara sepeda adalah menghasilkan tenaga kayuhan yang besar dan otot kaki bekerja secara menyeluruh. Jika anda memerlukan akselerasi maksimal maka anda dapat menggunakan posisi berdiri ini. Sementara itu, kekurangannya adalah menguras energi lebih banyak ketimbang posisi duduk karena kaki menanggung berat beban anda secara keseluruhan.
TIPS 3 : Sesuaikan Ketinggian Sadel
Ketinggian seatpost dan sadel menjadi tips yang beberapa kali diulang, karena sadel menjadi tumpuan utama badan saat kaki mengayuh pedal, maka ketinggian dan posisinya menentukan kenyamanan ketika bersepeda. Tips saat menanjak adalah atur ketinggian seatpost dan posisi sadel pada posisi maksimum kayuhan kaki, dengan catatan anda tetap merasa nyaman saat mengayuh pedalnya. Pengaturan ketinggian sadel ini untuk efisiensi tenaga pengendara dan agar energi yang dikeluarkan tidak terbuang percuma.
Pada dasarnya tinggi sadel dapat diatur dengan rumusan panjang inseam dikalikan dengan 109%, maka hasilnya adalah jarak antara bagian atas sadel ke poros pedal. Namun untuk kondisi menanjak anda dapat mengaturnya berdasarkan posisi maksimum kayuhan kaki, kemungkinannya akan lebih tinggi dari rumusan 109% tersebut.
Cara mengatur ketinggian seatpost dan sadel ini adalah pertama ukur panjang kaki anda dari telapak kaki hingga selangkangan, lalu ukur panjang crank arm (lengan crank), kemudian tambahkan hasilnya. Misalnya panjang kaki dari telapak kaki sampai selangkangan adalah 70 cm, dan panjang crank arm sepeda 21cm (diukur dari poros ke poros), maka jarak maksimum kayuhan kaki adalah 91 cm. Selanjutnya, sesuaikan ketinggian sadel dengan hasil perhitungan tadi, yaitu 91 cm yang diukur dari poros BB (bottom bracket) sampai ke sadel bagian atas. Jika penyesuaian ketinggian seatpost dan sadel ini dirasa tidak nyaman, anda dapat sedikit menguranginya. Fokusnya tetap pada kenyamanan anda bersepeda.
TIPS 4 : Sesuaikan Suspensi
Beberapa sepeda dilengkapi dengan suspensi depan yang dapat diatur, khususnya sepeda gunung. Ketika menghadapi tanjakan lebih baik atur suspensi anda pada posisi lock, agar suspensi sepeda terkunci dan tidak naik turun saat dikayuh. Jika tidak dikunci tenaga kayuhan anda akan dinetralkan oleh suspensi ini, apalagi saat anda mengayuh dengan posisi berdiri, tenaga anda akan terbuang percuma.
Pada trek pegunungan anda dapat menyesuaikan penguncian suspensi anda, khususnya pada trek berbatu. Jika anda membutuhkan efisiensi tenaga maka suspensi depan dapat dikunci, namun jika jalanan menanjak dan tidak rata karena batu, anda dapat menggunakan suspensi (lock off), namun tetap mengatur cara kayuh agar stamina tidak cepat habis.
Jika trek tanjakan benar-benar panjang, anda dapat mengakalinya dengan berjalan zigzag. Cara ini cukup efektif untuk memberikan waktu kepada tubuh terutama otot-otot kaki agar dapat beristirahat/ rileks sejenak. Namun, untuk cara ini anda tetap harus waspada dengan kondisi jalan, jika jalanannya kecil dan 2 arah maka akan sangat riskan jika berjalan zigzag.
Kurangi beban sepeda dengan mengurangi beban yang anda bawa. Semakin sedikit beban yang anda bawa maka akan semakin ringan ketika menghadapi jalanan menanjak. Jika dirasa tidak perlu membawa senter maka tidak perlu memasang senter di sepeda anda, atau tidak perlu membawa cadangan ban dalam jika tidak diperlukan.
TIPS 6 : Upgrade diri anda atau upgrade sepeda anda
Ini tips terakhir, upgrade stamina dan tenaga anda atau upgrade sepeda anda. Part yang bagus akan membantu anda dalam efisiensi tenaga yang dipakai. Upgrade sepeda dengan mengganti RD dan FD agar lebih nyaman ketika gowes, atau ganti ban agar lebih enak, atau ganti frame menjadi lebih ringan, atau menambahkan bar end berupa tanduk agar nyaman saat menanjak dan sebagainya.
Sepeda juga harus dirawat agar tetap pada kondisi terbaiknya, bersihkan dari lumpur/ tanah, beri pelumas pada pedal, gir, dan crankset. Banyak berlatih pada jalur menanjak karena manfaatnya cukup banyak terutama dapat meningkatkan stamina, meningkatkan ketahanan otot, dan meningkatkan kekuatan tungkai kaki.
Demikian tips untuk bersepeda di jalur menanjak, semoga bermanfaat!
Thanks for reading & sharing Guidance and Tips
Thx utk infonya..bermanfaat sekali.. mampir yuk ke http://elementmtb.com/tips-bersepeda-aman-sekaligus-hasil-maksimal-part-2/
BalasHapus